Selasa, 21 Oktober 2008

Mahasiswa Punya Hutang


Keadaan mahasiswa sekarang semakin hedonis saja, seolah-olah mereka tanpa beban untuk menjalankan segala aktivitas yang hanya berfoya-foya saja. Mahasiswa sekarang lebih mementingkan kepentingan ego mereka saja, tanpa memedulikan lingkungan sekitarnya. Alih-alih mikir negara, mikir tugas kuliah pun di anggap hanya sebuah beban yang memberatkan saja. Mereka masa bodoh dengan keadaan sekitar, seakan-akan apapun keadaan di sana tidak mempengaruhi mereka. Itulah salah satu potret mahasiswa kita.

Tahukah kalian? Bahwa merekalah yang masyarakat anggap sebagai kaum intelektual. Merekalah yang masyarakat anggap selama ini merupakan sekelompok orang yang berpendidikan lebih yang selanjutnya dapat dipercaya untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di masyarakat kita ini. Namun mereka tanpa beban meremehkan kepercayaan kita ini. Mereka masa bodoh dengan berbagai problema yang terjadi di masyarakat, yang penting bisa kumpul-kumpul nggak jelas sama gerombolan mereka.

Padahal selama ini mahasiswa Indonesia menanggung beban hutang yang harus dipertanggungjawabkan. Selama ini mahasiswa masih mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk biaya kuliahnya, dan biaya yang digunakan untuk mensubsidi itu berasal dari pajak yang dibebankan oleh pemerintah terhadap rakyat bangsa ini. Ditengah kondisi ekonomi yang nggak jelas ini, para tukang becak, pedangang asongan, tukang ojek, dan golongan masyarakat ekonomi bawah lainnya masih di bebani permintah dengan pajak. Dan sebagian dari pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah itu digunakan untuk mensubsidi biaya kuliah kita.

Sebuah penghianatan yang besar, apabila kita dengan santainya kongkow-kongkow di café, nongkrong nggak jelas, padahal di tempat lain para pedagang asongan, tukang becak berlelah ria untuk mencari rupiah yang dengan penghasilan yang sedikit itu masih dipotong untuk membayar untuk mensubsidi biaya kuliah kita.

Sebuah penghianatan yang besar jika kita tidak ikut andil untuk berperan serta dalam penyelesaian berbagai masalah yang terjadi di masyarakat. Padahal selama ini mahasiswa masih masih mendapatkan perhargaan yang besar di kalangan masyarakat sebagai kaum yang terpelajar. Namun selama ini kita membohongi mereka, alih-alih mikirin problema masyarakat mikirin kuliah aja nggak pernah.

Kawan, begtulah, selama ini kita mempunyai beban yang sangat besar, beban hutang yang kita tanggung selama kita kuliah, beban moral yang diberikan masyarakat kepada kita. Tapi itu semua lebih pantas untuk disebut sebagai konsekuensi, bukan beban. Semua itu adalah konsekuensi kita sebagai mahasiswa. Para tukang becak itu membayari sebagian kuliah kita melalui subsidi yang disalurkan Negara tidak untuk menciptakan mahasiswa yang setelah lulus malah menjadu beban Negara. Yang setelah diwisuda hanya menambah daftar panjang para pengangguran.

Semua konsekuensi itu mau tidak mau harus kita tanggung bersama. Oleh karena itu kita adalah seorang pengecut, jika dengan seenaknya menyianyiakan segala yang diberikan oleh rakyat bangsa ini. Kita adalah seorang pengecut, jika menyianyiakan segala harapan rakyat bangsa ini. Teman-teman, kondisi bangsa ini sudah semakin semrawut, kita yang di anggap kaum terdidik ini jangan sampai semakin menambah semrwutnya bangsa ini. Kita adalah kaum intelektual yang logikanya kita lebih bisa untuk berfikir cerdas. (jundi4)

Hidup mahasiswa….!!! Bangsa ini menunggumu…..


Selengkapnya...

Minggu, 03 Agustus 2008

PACARAN = PENGHIANATAN

Wow sadis banget ya ? Bukankah pacaran itu merupakan sebuah sarana untuk mengungkapkan rasa cinta kita kepada lawan jenis, kenapa di tuduh sebagai sebuah penghianatan yang itu bertolak belakang dengan rasa cinta ....
Mungkin itulah pendapat teman - teman ketika membaca judul salah satu tulisan di blog ane ni. Tapi sebelum menjudge tulisan ane ini alangkah baiknya kita baca dulu penjelasan berikut.
Pacaran bagi temen2 mungk9in sesuatu yang biasa di lifestyle kita, lihat orang mojok di kampus , kantin, taman, mungkin dah biasa dan kita anggap itu sah2 saja karena mereka baru mengungkapkan perasaan cinta mereka yang itu merupakan hsk mereka.
Tapi pertanyaan kita apakah pacaran itu merupakan sesuatu yang bersifat kaih sayang ? sebelum jauh membahas kita tanya saja dulu para pelaku pacaran ( he.... kayak tndak kriminil ja ya.... ) apa sih tujuan mereka pacaran ? Untuk mengungkapkan rasa cinta, itu mungkin salah satu jawaban mereka, atau mungkin ikut - ikutan ja lagi trends kalee.... Lau pertanyaan berikutnya seriuskah mereka pacaran ? Ya seriuslah......masak pacaran maen2 ini kan menyangkut hati seorang manusia, cie........... inilah jawaban salah satu aktivis PPP ( bukan nama partai, tapi Persatuan Pelaku Pacaran, he...maksa banget ya..) kita tanya lagi siapkah mereka menikah? Ha... menikah? itu nanti kale... mungkin jawaban mereka juga Pacaran kan masa penjajakan ngapa mikir nikah ?
Dari rangkaian jawaban di atas kita dapat menyimpulkan vahawa sebagian besar pelaku pacaran adalah TIDAK SERIUS, mungkin hanya maen - maen saja dan hafing fun lah..... Lalu bagaimanan tentang waktu kita yang terbuang hanya untuk sesuatu yang hafing fun saja? Bagaimana kalau waktu itu kita gunakan untuk sesuatu yang bermanfaat ? Bukankah masih banyak hafing fun yang bermanfaat ? Eits... pacaran kan dapat memotivasi kita untuk belajar.... Mungkin jawaban ini tidak sepenuhnya salah, tapi bagaimana kalau kita menggunakan sarana memotivasi yang lebih efektif ? seperti Tuhan kita contohnya, alangkah bijaknya jika kita selau termotivasi untuk berbua sesuatu karena Tuhan kita, sudah dapet dunianya, akherat pun di raih juga...
He.... kita kok jadi ngelantur ya.... bukankah kita mo bahas tentang penghianatan... OK.... sekarang ayo kita simak lagi..........
Teman - teman percaya jodoh nggak ? ya percaya banget lah.. Kapan kita ketemu jodoh kita ? Hmmm....saat menikah ya ? Dari daftar jawaban pada paragraf sebelumnya menyebutkan bahwa tidak 100% pacaran itu untuk menikah.. Lalu bagaimana nasib bidadari ( baca jodoh kita ) yang dijanjikan ALLAH di seberang sana atau mungkin di dekat kita sekarang? Bukankah saat kita bermanja - manjaan dengan pacar kita, kita juga menghianati perasaan bidadari kita ? Tapi dia kan tidak tahu ? mungkin itu anggapan temen 2, tapi apakah kasih sayang itu menunggu orang yang kita sayangi tahu atau melihat, lalu kalau si dia tidak tahu kita berpaling darinya, bukankah itu sebuah PENGHIANATAN ?
Mari kita jangan terus melakukan sebuah penghianatan kepada orang yang akan menemani kita sampai akhir hayat, Insya Allah....

Lelaki yang Baik untuk Wanita yang Baik
Wanita yang Baik untuk Lelaki yang baik
Itu Janji ALLAH....
(jundi4)
Selengkapnya...

Aku Bisa ...!!!

Dua orang anak remaja melewati sebuah rumah yang memiliki kebun besar di depannya. Salah satu pohon di depan rumah tersebut adalah sebuah pohon durian. Saat itu sedang musim durian sehingga kebetulan pohon tersebut sedang berbuah. Mereka berdua melihat beberapa durian yang sudah terlihat matang di pohon. Rudi mengatakan bahwa durian tersebut pasti manis. Sementara temannya Anton mengatakan bahwa durian tersebut tidak ada rasanya. Mengapa bisa berbeda?

“Mengapa kamu mengatakan bahwa durian tersebut tanpa rasa?” tanya Rudi kepada Anton.

Sambil tersenyum Anton menjawab, “Mata tidak bisa merasakan manis atau pahit. Jadi durian tersebut tidak punya rasa karena hanya bisa dilihat.”

“Kacian deh loe!”, ejek Rudi sambil tertawa.

“Memang kamu bisa memakan durian itu?” kata Anton balik menyerang.

“Kenapa tidak?” jawab Rudi sambil tersenyum yakin.

“Kamu mau mencurinya? Yang punya rumah ini galak. Kalau ketahuan bisa bahaya!” kata Anton.

“Siapa bilang mau mencuri? Saya akan mendapatkan durian itu tanpa mencuri.” bela Rudi dengan yakin.

“Bagaimana mungkin? Memang kamu punya uang untuk membelinya?” tanya Anton.

“Tidak juga, tetapi saya punya ini dan ini.” kata Rudi sambil menunjukan kepala dan otot bisepnya. Rudi melanjutkan, “Mari kita buktikan.”

Kemudian Rudi menuju pintu pagar kebun tersebut dan memijit bel. Pemilik rumah pun keluar dan bertanya kepada Rudi.

“Ada apa Rudi?”

“Apakah bapak perlu bantuan untuk membersihkan kebun Pak? Kami berdua siap membantu bapak.” kata Rudi sambil melirik temannya Anton. Anton seperti dihipnotis langsung mengangguk.

“Oh begitu!”, kata pemilik rumah, “kamu mau apa sebagai upahnya?” lanjutnya.

“Cukup satu buah durian saja pak.” kata Rudi sambil melihat sebuah durian yang terlihat sudah matang.

“Kalian kan berdua, nanti saya kasih dua buah, masing-masing satu. Asal kalian bekerja dengan baik.”

“Siap pak!” kata Rudi sambil memberi hormat layaknya tentara disusul oleh Anton.

Singkat cerita pekerjaan pun beres. Mereka berdua menikmati durian masing-masing. Rudi bertanya kepada Anton.

“Bagaimana rasanya durian kamu?”

“Manis, he he.” jawab Anton sambil tertawa.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Teman, apa yang kita dapat dari cerita di atas ?

Dari cerita tersebut kita bisa mengambil sebuah hikmah bahwa apabila kita menginginkan sesuatu maka akan tercipta sebuah jalan untuk mencapai sesuatu tetsebut. Namun semua itu butuh aksi langsung dari kita. Ada jalan untuk mencapai sesuatu namun kita enggan untuk menapaki jalan tersebut, maka keinginan kita tersebut hanya akan menjadi harapan tanpa hasil belaka.

Setidaknya ada du kunci sukses untuk menggapai sesuatu yaitu keinginan, keyakinan dan aksi. Bagaimana kita akan memperoleh sesuatu jika kita tidak mempunyai impian untuk meraih harapan tersebut. Dan impian tersebut harus kita yakini bahwa kita bisa meraihnya, insya allah nanti akan ada jalan yang terbentang di depan kita. Dan jalan tersebut butuh untuk di tapak, kita tidak akan mencapai tujuan jika kita kita tidak meanapaki tangga dari yang pertama..

Teman... Yakinlah bahwa KITA BISA !!!

“Innallaha ma'ana”

Artikel ini di inspirasi dari tulisan Rahmat Sumber:Motivasi Islami

Selengkapnya...

Jumat, 01 Agustus 2008

Listrik Mati, PLN Tidak Mati

"Mati lagee... mati lagee...."
" Wah lagi ngerjakan tugas, listrik mati...PLN kerja nggak sih "

Mungkin sering kita mendengar berbagai keluhan seperti diatas ketika listrik mati di tengah kebutuhan akan energi tersebut yang tinggi. Dan wajar saja jika mereka mengungkapkan kekecewaan mereka, karena pemadaman ini bukan sekali saja. Tapi satu bulan hampir 3 sampai 2 kali terjadi pemadaman, dan ini menimbulkan kerugian baik pada rumah tangga maupun usaha. Apalagi pemadaman terjadi di tengah-tengah pekan yang mendekati deadline tugas kuliah, maka kita akan lebih banyak mendengar ungkapan kekecewaan mereka.
Tetapi kita sebaiknya tidak hanya mengungkapkan kekecewaan saja, tapi juga menelaah apa sih yang terjadi dengan PLN sehingga tidak mampu memenehi kebutuhan listrik di Indonesia ?? Sebagai mahasiswakan kita dituntut untuk berpikir kritis (cie....)
Denger-denger sih...masalah ketidakmampuan emasok listrik ini disebabkan oleh keterlambatan pasokan BBM atau batubara yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan uap untuk memutar generator sehingga menghasilkan listrik. PLN berdalih keterlambatan ini disebabkan oleh keadaan cuaca, atopun pasokan BBM dan batubara dari pemasok yang tersendat-sendat.
Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa pasokan bahan bakar tersebut bisa terlambat ? Kenapa dahulu tidak terjadi kasus seperti ini? Padahal kondisi cuaca yang buruk yang menhadang kapal pengankut BBM tidak hanya terjadi akhir-akhir ini saja, padahal jalan antara pemasok BBM dengan PL tidak bertambah panjang... Ditengah harga bahab bakar dunia yang tidak menentu, para pengusaha batubara tidak mau dikontrak oleh PLN dengan jangka panjang, tetapi mereka maunya hanya jangka pendek per bulan misalnya. Karena dengan kondisi harga batubara yang kadang naik, para pengusaha akan tetap untung bila kontrak nya jangka pendek. Sehingga hal ini menyebabkan setiap bulan harus memperpanjang kontrak sehingga menyebabkan keterlambatan pasokan. Hal ini ditambah masalah naiknya harga minyak dunia yang membuat Pertamina terlambat memasok BBM pada Pembangkit Listrik
Dari dua hal di atas kita bisa melihat bahwa masalah pemadaman ini disebabkan oleh ketidakmampuan manejemen lembaga-lembaga yang terkait terhadap masalah yang ada. Seharusnya mereka sudah mengantisipasi akibat-akibat yang terjadi di tengah kondisi energi dunia yang makin runyam. Hal ini dibutuhkan ketegasan pemerintah dalam mengeluarkan peraturan mengenai hal ini, pemerintah seharusnya bisa memaksa para pengusaha batubara untuk memprioritaskan pada kebutuhan Pembangkit Listrik. Dan hal ini membutuhkan peraturan yang tegas dan terbuka, karena peraturan yang tegas akan memicu adanya penyimpangan pada prakteknya.
Kondisi internal PLN juga perlu di teliti. KPK sekiranya perlu untuk memeriksa lembaga ini. Dengan kondisi harga BBM maupun Batubara yang tinggi, rawan terjadi adanya permainan harga yang dapat merugikan negara.
Yach..... moga aja dengan kondisi listrik yang sering mati tidak membuat PLN mati agar terus memperbaiki manejemennya yang tentunya harus didukung dengan kebijakan pemrintah. (Jundi4)
Selengkapnya...

Selasa, 01 Juli 2008

SAAT......

Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. Sebagai balasan, kau membuatnya tidak tidur sepanjang malam dengan tangisanmu.

Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajari mu untuk berjalan, selalu menyemangatimu. Sebagai balasanya, kau kabur saat dia memanggilmu.
Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakan makananmu dengan penuh kasih sayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makananmu.
Saat kau berumur 4 tahun dia membelikanmu pensil berwarna. Sebagai balasannya kau coret-coret dinding putih rumahmu.
Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu bola. Sebagai balasannya kau memecahkan jendela tetangga.
Saat kau berumur 6 tahun, kau dibelikannya es krim. Sebagai balasanya kau mengotori baju putihmu.....................................
Saat kau berumur 15 tahun, dia selalu mengantarkanmu ke sekolah. Sebagai balasannya kau banting pintu mobil tanpa pamit.
Saat kau berumur 17 tahun, dia membayar mahal untuk les privatmu. Sebagai balasannya kau membolos tanpa alasan.
Saat kau bermur 18 tahun, dia bersusah payah mencari uang untuk biaya kuliahmu. Sebagai balasannya kau hanya bersantai - santai saja ngumpul bareng temen2 .................
Saat kau berumur 30 tahun, dia sakit - sakitan sehingga membutuhkan perawatan. Sebagaii balasanya kau baca pengaruh negatif orang tua yang tinggal di rumah anaknya.............
Dan hingga suatu hari.......dia meninggal denga tenang. Dan tiba-tiba kau teringat akan apa yang kamu lakukan terhadapnya, karena memori itu menghantam bagaikan palu.

Ya Allah sebegitu tegakah hambamu ini terhadap orang tua kami ?......
Ampunilah dosa-dosa mereka ya Allah, bimbinglah mereka sebagaimana mereka membimbing kami...
Ridho Orang Tua adalah Ridho-MU..........

Selengkapnya...

Cerita Tentang Belalang

Seekor belalang telah terkurung pada suatu kotak kecil. Pada suatu hari di terbebas dari kotak tersebut. Berlompat - lompatlah dia dengan gembira, hingga di melihat seekor belalang lain yang sedang melompat melewatinya. Dia heran, kenapa lompatannya lebih tinggi ?
" Hai teman, mengapa engkau bisa melompa lebih tinggi dariku ? sedangkan ukuran tubuh kita sama."
" Bukankah ini hanya sebuah lompatan yang biasa, di manakah kau tinggal selama ini ? semua belalang bisa melakukan ini. " Jawab belalang tadi
Barulah si Belalang tersadar bahwa selama ini kotak itu membuat lompatanya tidak bisa tinggi.
....................................................................................
Kadang2 kita sbgai manusia, tanpa sadar, pernah mengalami keadaan seperti si Belalang. Tanpa sadar kita terjebak pada "kotak" semu yang menghambat potensi kita. Penglaman buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagala, perkataan negatif teman, semakin meperkuat "kotak" tersebut. Parahnya kita lebih sering menerima mentah - mentah apa yang mereka vonis terhadap kita, tanpa berpikir benarkah ? Kita juga malahan percaya pada mereka daripada diri kita sendiri.
Pernahkah kamu berpikir bahwa kamu bisa melompat lebih tinggi jika memecahkan "kotak" itu ? Tidak inginkah kamu meraih cita-cita besar kamu selama ini ? teman, sesungguhnya "kotak" itu berada di pikiran kita sendiri. Stigma negatif, merasa tidak mampu, "ah ini terlalu besar", ketidakpercayaan diri, adalah bahan pembentuk "kotak" tersebut.
Sebagai manusia kita diciptakan ALLAH dengan kemampuan yang brlebih. Kita diberi ujian untuk menguatkan kita, untuk membentuk kita yang selalu semangat untuk berjuang, tidak mudah menyerah, selalu PD. Karena itu BERUSAHALAH, tetaplah bertahan dan selalu lah BERPIKIR POSITIF terhadap diri kita. Berat memang, lelah memang, tapi itu semua akan menjadi sirna saat kita berada di puncak keberhasilan. (jundi4)
Selengkapnya...

Yang Membutakan Kebenaran

Agar bisa memahami hakikat kebenaran dari Allah, maka kita harus bersikap proporsional dan tidak berlebihan mencintai makhluk. Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah dan memohon sesuatu, "Ya Rasulullah, suruhlah aku dengan amal pekerjaan, tetapi sedikitkanlah," pintanya. Rasul pun menjawab, 'Jangan marah!'. Lelaki itu kemudian mengulangi lagi permohonannya. Tetapi, Rasulullah menjawabnya dengan jawaban yang sama, 'Jangan marah' (HR Bukhari).

Dalam konteks lain, Allah SWT menurunkan pula perintah berperang di jalan-Nya, Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Allah melanjutkan firman-Nya dengan satu peringatan yang menisbikan penilaian manusia atas sesuatu, ''Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal dia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui'' (QS Al Baqarah: 216). Allah SWT pun berfirman, ''Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah (bagimu)'' (QS At Taaghabun: 15).

Sahabat, tenyata ada tiga hal yang diperingatkan Allah dan Rasul-Nya agar kita tidak tergelincir ke dalam jurang kehinaan. Ketiganya adalah marah, benci, dan cinta. Islam tidak melarang kita marah, benci, dan mencintai sesuatu, karena itu manusiawi. Bahkan ketiganya harus dipelihara dan diarahkan agar membawa kebaikan. Tidak normal, bila kita tidak pernah marah dan benci. Yang dilarang itu adalah kemarahan, kebencian, dan rasa cinta yang membuat kita buta pada kebenaran. Misal, bila istri kita digoda orang lain dan kita diam saja tidak melakukan reaksi apa pun. Ini jelas tidak normal. Demikian juga, bila tiba-tiba uang atau pakaian kita diambil orang di depan mata, lalu kita malah tersenyum. Ini jelas tidak normal juga. Sangat wajar bila dalam hati muncul perasaan marah dan benci, dan diekspresikan dengan menegur orang tersebut. Istri dan harta merupakan titipan Allah yang harus kita jaga. Jadi, kita harus memiliki kemarahan dan kebencian. Tapi marah dan benci yang bagaimana? Tentu marah dan benci yang proporsional. Tepat waktu dan tepat sasarannya. Kita harus marah dan benci terhadap kekufuran, bukan kepada orang yang melakukan kekufuran tersebut. Kita harus marah dan benci terhadap kejahatan, bukan kepada orang yang melakukan kejahatannya. Justru kita harus merasa iba dan berbelaskasihan kepada orang yang melakukan kemaksiatan. Mungkin ia melakukannya karena belum tahu, terpaksa, atau karena sebab lainnya. Kita harus terus berempati dan tidak berburuk sangka terlebih dahulu. Dan, kita harus memiliki keinginan untuk menyadarkan mereka terhadap nikmatnya berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kebenaran yang diajarkan agama.

Hal lain yang juga dapat membahayakan kita adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang berlebihan. Semakin melewati takaran, seperti halnya perasaan marah dan benci, perasaan cinta pun dapat membutakan kebenaran. Cinta yang berlebihan dari seorang istri terhadap suaminya, akan melahirkan perasaan cemburu yang berlebihan pula. Hatinya akan menjadi kotor dan terus bertambah kekotorannya lantaran berkecamuk perasaan curiga dan buruk sangka terhadap apapun yang dilakukan suami. Setiap saat timbul perasaan waswas, cemas, dan gelisah tanpa sebab, serta sangat berkeinginan untuk membatasi ruang gerak suaminya. Dengan demikian, butalah ia dari kebenaran. Situasi seperti ini akan terjadi pula pada seorang suami yang terlalu mencintai istrinya. Terlalu cinta kepada anak, juga sangat tidak baik. Pernah ada seorang ikhwan yang begitu bangga dan sayang terhadap anak pertamanya yang masih bayi, sehingga hampir di setiap ada kesempatan selalu mengendong dan menimang-nimang sang bayi. Bahkan setiap usai shalat pun ia sering lupa berzikir seperti biasanya dan segera melompat pulang ke rumah. Ketika gurunya yang mursyid mengetahui kelalaian tersebut, ia pun segera diingatkan, "Awas, berhati-hatilah! Jangan sampai cinta kepada makhluk menjauhkan dirimu dari cinta kepada Allah". Kecintaan yang berlebihan pada harta juga dapat membuat kita tergelincir dari nilai-nilai kebenaran. Bukankah sifat riya, ujub, sum'ah (ingin populer), dan takabur bisa muncul dalam hati karena melimpahnya harta yang kita miliki?

Demikian juga sifat kikir, enggan menolong orang yang lemah, dan malas mengeluarkan infak dan zakat timbul karena takut jatuh miskin. Bila ini terjadi, kita tidak akan pernah sadar bahwa sebenarnya harta yang kita genggam itu hanyalah titipan Allah SWT. Sekali lagi ketamakan terhadap harta akan membutakan kebenaran dan berujung pada kerusakan. Oleh karena itu, Allah yang Maha Rahman jauh-jauh hari telah memperingatkan hamba-hamba-Nya, ''Hai orang-orang yang beriman janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian itulah orang-orang yang merugi'' (QS Al Munaafiquun: 9).

Sahabat, adapun kebenaran itu tidak perlu diragukan lagi, pasti datangnya dari Allah Dzat Pemilik alam semesta ini. Al haqqu min rabbika falaa takuunanna minal mumtariin, Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu, demikian firman Allah dalam QS Al Baqarah ayat 147. Karenanya, agar kita bisa memahami hakikat kebenaran dari Allah, maka kita harus bersikap proporsional dan tidak berlebihan mencintai makhluk. Demikian pula dalam mengungkapkan perasaan marah dan benci, janganlah kita berlebihan. Wallahu a'lam bish-shawab. ( KH Abdullah Gymnastiar )

March 22, 2008 in Renungan | Permalink
Selengkapnya...