Selasa, 21 Oktober 2008

Mahasiswa Punya Hutang


Keadaan mahasiswa sekarang semakin hedonis saja, seolah-olah mereka tanpa beban untuk menjalankan segala aktivitas yang hanya berfoya-foya saja. Mahasiswa sekarang lebih mementingkan kepentingan ego mereka saja, tanpa memedulikan lingkungan sekitarnya. Alih-alih mikir negara, mikir tugas kuliah pun di anggap hanya sebuah beban yang memberatkan saja. Mereka masa bodoh dengan keadaan sekitar, seakan-akan apapun keadaan di sana tidak mempengaruhi mereka. Itulah salah satu potret mahasiswa kita.

Tahukah kalian? Bahwa merekalah yang masyarakat anggap sebagai kaum intelektual. Merekalah yang masyarakat anggap selama ini merupakan sekelompok orang yang berpendidikan lebih yang selanjutnya dapat dipercaya untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di masyarakat kita ini. Namun mereka tanpa beban meremehkan kepercayaan kita ini. Mereka masa bodoh dengan berbagai problema yang terjadi di masyarakat, yang penting bisa kumpul-kumpul nggak jelas sama gerombolan mereka.

Padahal selama ini mahasiswa Indonesia menanggung beban hutang yang harus dipertanggungjawabkan. Selama ini mahasiswa masih mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk biaya kuliahnya, dan biaya yang digunakan untuk mensubsidi itu berasal dari pajak yang dibebankan oleh pemerintah terhadap rakyat bangsa ini. Ditengah kondisi ekonomi yang nggak jelas ini, para tukang becak, pedangang asongan, tukang ojek, dan golongan masyarakat ekonomi bawah lainnya masih di bebani permintah dengan pajak. Dan sebagian dari pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah itu digunakan untuk mensubsidi biaya kuliah kita.

Sebuah penghianatan yang besar, apabila kita dengan santainya kongkow-kongkow di café, nongkrong nggak jelas, padahal di tempat lain para pedagang asongan, tukang becak berlelah ria untuk mencari rupiah yang dengan penghasilan yang sedikit itu masih dipotong untuk membayar untuk mensubsidi biaya kuliah kita.

Sebuah penghianatan yang besar jika kita tidak ikut andil untuk berperan serta dalam penyelesaian berbagai masalah yang terjadi di masyarakat. Padahal selama ini mahasiswa masih masih mendapatkan perhargaan yang besar di kalangan masyarakat sebagai kaum yang terpelajar. Namun selama ini kita membohongi mereka, alih-alih mikirin problema masyarakat mikirin kuliah aja nggak pernah.

Kawan, begtulah, selama ini kita mempunyai beban yang sangat besar, beban hutang yang kita tanggung selama kita kuliah, beban moral yang diberikan masyarakat kepada kita. Tapi itu semua lebih pantas untuk disebut sebagai konsekuensi, bukan beban. Semua itu adalah konsekuensi kita sebagai mahasiswa. Para tukang becak itu membayari sebagian kuliah kita melalui subsidi yang disalurkan Negara tidak untuk menciptakan mahasiswa yang setelah lulus malah menjadu beban Negara. Yang setelah diwisuda hanya menambah daftar panjang para pengangguran.

Semua konsekuensi itu mau tidak mau harus kita tanggung bersama. Oleh karena itu kita adalah seorang pengecut, jika dengan seenaknya menyianyiakan segala yang diberikan oleh rakyat bangsa ini. Kita adalah seorang pengecut, jika menyianyiakan segala harapan rakyat bangsa ini. Teman-teman, kondisi bangsa ini sudah semakin semrawut, kita yang di anggap kaum terdidik ini jangan sampai semakin menambah semrwutnya bangsa ini. Kita adalah kaum intelektual yang logikanya kita lebih bisa untuk berfikir cerdas. (jundi4)

Hidup mahasiswa….!!! Bangsa ini menunggumu…..


Selengkapnya...